Umbi-Umbian



1. Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Di Indonesia, ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz) mempunyai arti ekonomi terpenting dibandingkan dengan jenis umbi-umbian yang lain.  Selain dapat dikonsumsi dalam bentuk singkong rebus/goreng, tape dan lain-lain, ubi kayu juga sering diolah menjadi gaplek, tepung gaplek dan tepung tapioka yang merupakan bahan setengah jadi.  Ubi kayu berbentuk seperti silinder yang ujungnya mengecil dengan diameter rata-rata sekitar 2 - 5 cm dan panjang sekitar 20-30 cm.
Ubi kayu segar banyak mengandung air dan pati.  Komposisi kimia ubi kayu selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 32.  Ubi kayu mengandung racun yang disebut asam sianida (HCN).  Berdasarkan kandungan asam sianidanya, ubi kayu dapat digolongkan menjadi empat yaitu (a) golongan yang tidak beracun, mengandung HCN 50 mg per kg umbi segar yang telah diparut, (b) beracun sedikit mengandung HCN, yaitu antara 50 dan 80 mg per kg, (c) beracun, mengandung HCN antara 80 dan 100 mg per kg dan (d) sangat beracun, mengandung HCN lebih besar dari 100 mg per kg.  Ubi kayu yang tidak beracun dikenal sebagai ubi kayu manis sedangkan ubi kayu yang beracun disebut ubi kayu pahit. Beberapa varietas ubi kayu manis misalnya Valenca, Gading dan            W 78.  Sedangkan varietas SPP, Muara, Bogor dan W 236 termasuk ubi kayu pahit.

Tabel 32. Komposisi kimia ubi kayu per 100 gram bahan
Komponen
Singkong putih
Singkong kuning
Energi (kal)
Protein(g)
Lemak(g)
KH(g)
Ca(mg)
Phosphor(mg)
Besi(mg)
Vitamin A(SI)
Vitamin B1(mg)
Vitamin C(mg)
Air (g)
Edible portion(g)
146.00
1.20
0.30
34.70
33.00
40.00
0.70
0.00
0.06
30.00
62.50
75.00
157.00
0.80
0.30
37.90
33.00
40.00
0.70
385.00
0.06
30.00
60.00
75.00


Ubi kayu biasanya diperdagangkan dalam bentuk masih berkulit.  Umbinya mempunyai kulit yang terdiri dari 2 lapis yaitu kulit luar dan kulit dalam.  Daging umbi berwarna putih atau kuning. Di bagian tengah daging umbi terdapat suatu jaringan yang tersusun dari serat.  Antara kulit dalam dan daging umbi terdapat lapisan kambium.

2. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)
Kulit ubi jalar (Ipomoea batatas L.) relatif tipis dibanding dengan kulit pada ubi kayu.  Warna daging umbi putih, kuning, jingga kemerah-merahan atau ungu.  Warna kulit luar juga berbeda-beda, biasanya putih kekuningan atau merah ungu dan tidak selalu sama dengan warna daging umbi.  Demikian juga bentuknya sering tidak seragam (bulat, lonjong, benjol-benjol). Daging umbi biasanya mengandung serat, ada yang sedikit ada yang banyak.

Komposisi kimia ubi jalar bervariasi tergantung dari jenis, usia, keadaan tumbuh dan tingkat kematangan. Komposisi kimianya seperti diperlihatkan pada Tabel 33.  Sebagian besar karbohidrat ubi jalar berada dalam bentuk pati. 
Tabel 33. Komposisi kimia ubi jalar tiap 100 gram bahan
Komponen
Jumlah
Energi (kal)
Protein(g)
Lemak(g)
KH(g)
Ca(mg)
Phosphor(mg)
Besi(mg)
Vitamin A(SI)
Vitamin C(mg)
Air(g)
123
1.8
0.7
27.9
30
49
0.7
60-7700
22
68.5

Ubi jalar mengandung beberapa jenis gula oligosakarida yang dapat menyebabkan flatulens, yaitu stakiosa, rafinosa dan verbaskosa. Oligosakarida penyebab flatulens ini tidak dapat dicerna oleh bakteri karena tidak adanya enzim galaktosidase, tetapi dicerna oleh bakteri pada usus bagian bawah. Hal ini menyebabkan terbentuknya gas dalam usus besar.


3. Talas (Colocasia esculenta (L.) Schoot)
Talas (Cofocasia esculenta (L.) Schoot) umbinya berbentuk lonjong sampai agak membulat dengan diameter sekitar 10 cm.  Kulit talas berwarna kemerah-merahan.  Kulit talas kasar karena terdapat bekas-bekas pertumbuhan akar. Warna daging talas putih keruh.

Komposisi kimia talas tergantung pada varietas, disamping faktor lain seperti iklim, kesuburan tanah, umur panen dan lain-lain. Umbi talas segar sebagian besar terdiri dari air dan karbohidrat.  Komposisi kimia selengkapnya dari umbi talas dapat dilihat pada Tabel 34.
Tabel 34. Komposisi kimia umbi talas segar per 100 gram bahan
Komponen
Jumlah
Energi (kal)
Protein(g)
Lemak(g)
KH(g)

Mineral:
Ca(mg)
Phosphor(mg)
Besi(mg)

Vitamin:
Vitamin A(SI)
Thiamin B1(mg)
Vitamin C(mg)
98.0
1.9
0.2
23.7


28
61
1.0


20
0.13
0.04
Talas mengandung banyak senyawa kimia yang dihasilkan sebagai produk sekunder proses metabolisme. Senyawa-senyawa tersebut terdiri dari alkaloid, glikosida, saponin, essential oils, resin, beberapa gula dan asam-asam organik. Umbi talas banyak mengandung pati yang mudah dicerna. Kandungan patinya sekitar 18,2 %, sedangkan sukrosa dan gula pereduksinya sekitar 1,42 %. Talas mengandung pigmen karotenoid yang berwarna kuning dan anthosianin yang berwarna merah. Umbi talas mengandung kristal kalsium oksalat yang menyebabkan rasa gatal. Rasa gatal dari talas ini dapat dihilangkan dengan perebusan atau pengukusan yang intensif.

4. Gadung (Dioscorea hispida Dennst)
Umbi gadung berbentuk bulat panjang dengan sisi yang hampir sejajar atau melebar terhadap puncak, luasnya semakin menyempit di sekeliling alas.  Umbi yang sudah masak berwarna coklat atau kuning kecoklatan, berbulu halus dengan panjang 5 - 6 cm.  Berdasarkan warna daging umbinya, gadung dapat dikelompokkan menjadi gadung putih dan gadung kuning. Contoh gadung putih adalah gadung betul, gadung kapur, gadung putih, gadung punel, dan gadung arintil. Contoh gadung kuning adalah gadung kunyit dan gadung padi.  Gadung arintil merupakan jenis gadung yang memiliki jumlah umbi yang paling banyak pada tiap gerombolnya.
Tebal satu gerombol umbi berkisar 7 - 15 cm dan diameter 15 - 25 cm, dengan serabut umbi yang sangat tajam.  Gadung kuning umumnya lebih besar dan padat umbinya dibandingkan gadung putih. Warna kulit luarnya putih keabuan dengan daging umbi berwarna kuning.  Gadung arintil kulit luarnya berwarna kecoklatan dan warna umbinya putih. Irisan melintang umbi gadung hampir sama strukturnya dengan kentang. 

            Umbi gadung mengandung karbohidrat, lemak, serat kasar, dan abu lebih rendah dibandingkan dengan ketela pohon Kandungan air dan protein umbi gadung lebih tinggi dibandingkan ketela pohon. Umbi gadung mengandung phosphor Sebanyak 0,09%, kalsium (CaO) 0,07 &, besi 0,003 %. Komposisi kimia umbi gadung dapat dilihat pada Tabel 35.
Tabel 35.  Komposisi kima umbi gadung
Komponen
Persen
Air
Karbohidrat
Lemak
Protein
Serat kasar
Kadar abu
Diosgenin
Dioscorin
78.00
18.00
0.16
1.81
0.93
0.69
0.20-0.70(db)
0.044(db)

Umbi gadung mengandung alkaloid dioscorin yang bersifat racun dan dioscorin yang tidak beracun. Alkaloid juga dijumpai pada dioscorea lainnya. Disamping itu umbi gadung juga mengandung sejumlah saponin yang sebagian besar berupa  dioscin yang bersifat racun.  Umbi yang dibiarkan tua warnanya akan berubah menjadi hijau dan kadar racunnya akan bertambah. Efek keracunan gadung mula-mula terasa tidak enak dikerongkongan, pening, kemudian muntah darah, terasa tercekik dan kepayahan.
5. Garut (Marantha arundinacea)
Umbi garut (Marantha arundinacea L.) merupakan rhizoma dari tanaman garut.  Umbi garut berwarna putih dan dibungkus dengan sisik-sisik secara teratur. Sisik-sisik ini berwarna putih sampai coklat pucat.  Rhizoma garut mernpunyai panjang sekitar 20-45 cm dan diameter sekitar 2,5 cm.  Pada rhizoma garut terdapat rambut- rambut terutama pada sisik umbi.

Komposisi kimia umbi garut bervariasi bergantung pada kultivar, umur panen dan keadaan tempat tumbuh. Komposisi kimia umbi disajikan pada Tabel 36. Kadar pati umbi garut berkisar antara 19,4 sampai 21,7 % dan merupakan komponen terbanyak setelah air.  Kadar karbohidrat umbi garut lebih rendah dibandingkan dengan ubi kayu.
Table 36. Komposis kimia umbi garut dari kultivar pisang dan creole
Komponen
Jumlah
Kultivar pisang
Kultivar creole
Karbohidrat
Pati (g)
Serat(g)
Protein
Lemak(g)
Abu(g)
Air(g)

19.4
0.6
2.2
0.1
1.3
72.0

2107
1.3
1.0
0.1
1.4
69.1

6. Kimpul (Xanthosoma violaeeum Schott)
Bentuk umbi kimpul (Xanthosoma violaceum Schott) silinder sampai agak bulat, terdapat internode atau ruas dengan beberapa bakal tunas.  Jumlah umbi anak dapat mencapai 10 buah atau lebih, dengan panjang sekitar 12 - 25 cm dan diameter 12 - 15 cm dan umbi yang dihasilkan biasanya mempunyai berat              300 - 1000 gram.  Irisan melintang umbi memperlihatkan bahwa struktur umbi kimpul terdiri dari kulit korteks dan pembuluh floem dan xylem. Kulit umbi mempunyai tebal sekitar 0,01 – 0,1 cm, sedangkan korteksnya setebal 0,1 cm. Pada pembuluh floem dan xylem terdapat butir-butir pati.

          Umbi kimpul mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.  Komponen terbesar umbi kimpul setelah air adalah karbohidrat.  Komposisi kimia umbi kimpul bergantung pada varietas, iklim, kesuburan tanah dan umur panen.  Komposisi kimia umbi kimpul dapat dilihat pada Tabel 37.
Tabel 37.  Komposisi kimia umbi kimpul per 100 gram bahan
Komponen
Jumlah
A
B
Energi (kal)
Air(g)
KH(g)
Serat kasar(g)
Protein(g)
Abu(g)
Lemak(g)
Ca(mg)
Phosphor(mg)
Besi(mg)
Vit.C(mg)
Edible portion(g)
133.0
65.0
31.0
1.0
2.0
-
0.3
-
-
1.0
10.0
80.0
145.0
63.1
34.2
1.5
1.2
1.0
0.4
26.0
54.0
1.4
2.0
85.0

Umbi kimpul seringkali memberikan rasa gatal terutama pada umbi induknya.  Rasa gata1 ini disebabkan karena adanya kristal-kristal kalsium oksalat yang terbentuk seperti jarum. Kalsium oksalat dapat dikurangi dengan pencucian menggunakan air yang cukup banyak.  Selain itu rasa gatal juga dapat dihilangkan dengan pengukusan dan perebusan.

7. Gembili (Dioscorea aculeata L.)
Bentuk umbi gembili (Dioscorea aculeata L.) pada umumnya bulat sampai lonjong, tetapi ada juga bentuk bercabang atau lebar.  Permukaan umbi licin. Warna kulit umbi krem sampai coklat muda, warna korteks kuning kehijauan dan warna daging umbi putih bening sampai putih keruh.  Umbi gembili berukuran diameter sekitar 4 cm, panjang 4 cm sampai 10 cm tergantung bentuknya bulat atau lonjong. Tebal kulit umbi sekitar 0,04 cm.  

Komposisi kimia umbi gembili disajikan pada Tabel 36.  Komponen kimia terbesar setelah air adalah karbohidrat.  Karbohidrat umbi gembili tersusun atas amilosa dan amilpektin.  Umbi gembili juga mengandung gula seperti glukosa dan fruktosa sehingga menimbulkan rasa manis. Kadar amilosa umbi gembili sekitar 14.2 %, sedangkan kadar gulanya sekitar 7-11 % dihitung berdasarkan berat pati umbi. Umbi gembili juga mengandung gula sukrosa dan tanin.
Tabel 38. Komposisi kimia umbi gembili
Komponen
Jumlah
A
B
Air(g)
KH(g)
Protein(g)
Lemak(g)
Abu(g)
Serat kasar(g)
67-81
27-33
1.29-1.87
0.04-0.29
0.50-1.24
0.18-1.51
70-80
25
1.3-1.6
0.1-0.3
0.5-1.2
0.5-1.2

Protein umbi gembili mengandung asam-asam amino sulfur (methionin dan sistin) yang rendah, demikian juga asam-asam amino lisin dan tirosin serta triptophan terdapat dalam jumlah yang rendah, tetapi asam-asam amino yang lain cukup besar.  Umbi gembili mengandung kalsium 14 mg, besi sebesar 0.08 mg, dan phosphor sebesar 49 mg dalam 100 gram umbi gembili segar.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

terima kasih atas infonya.,
kalau boleh tahu semua data itu dari penelitian atau buku?

Unknown mengatakan...

minta sharenya

Posting Komentar